Mamecoin.id – Data initial jobless claims Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan menjadi 233 ribu Jiwa dari ekspektasi sebelumnya sebanyak 240 ribu jiwa. Data tersebut memicu penguatan pada bursa di AS dan di Asia.
Selain data klaim pengangguran tersebut, pada perdagangan pagi ini China juga merilis data inflasi pada bulan Juli (YoY) yang naik menjadi 0.5% dibandingkan realisasi pada bulan Juni sebesar 0.2%.
Membaiknya data inflasi di China tersebut menurut Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, turut menjadi pendorong membaiknya mayoritas bursa di Asia pada perdagangan pagi ini.
“Termasuk kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga ikut terseret arus penguatan bursa di Asia, dimana IHSG dibuka menguat di level 7.219 pada sesi pembukaan perdagangan,” ujar Gunawan di Medan, Jumat (9/8/2024).
Gunawan menyebutkan, pelaku pasar di tanah air tengah menanti rilis data penjualan ritel pada bulan Juni secara tahunan. Selain itu pelaku pasar juga tengah menanti rilis data penjualan kendaraan bermotor.
“Namun, ditengah banyaknya sentimen pasar dari luar, kinerja pasar saham di tanah air akan lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen eksternal dan sedikit dipengaruhi oleh data penjualan ritel,” sebutnya.
Di sisi lain lanjut pria berkaca mata ini, kinerja mata uang Rupiah justru ditransaksikan melemah ke level 15.935 per Dolar AS. Rupiah tertekan imbal hasil US Treasury yang membaik pada perdagangan pagi ini.
Selain itu, kinerja mata uang Rupiah juga terpukul oleh rilis data klaim pengangguran (initial Jobless claims) AS, yang sedikit memicu spekulasi bahwa The FED bisa saja urung memangkas besaran bunga acuannya dalam waktu dekat nanti.
“Spekulasi tersebut juga mendorong kenaikan pada harga emas yang ditransaksikan dikisaran US$2.425 per ons troy di pagi ini,” pungkasnya. (*)
(Medan)