Keterangan: Gedung bertingkat tempat sarang burung Walet dilingkungan Sembilan desa Sei Nahodaris, 50 meter dari Mesjid.
Labuhanbatu (Mamecoin.id): Budidaya ternak burung walet memang bisnis yang menjanjikan , namun bagaimana bila itu dilakukan di tengah padatnya pemukiman ? Suara sound sistem yang ditimbulkan menjadi pencemaran suara, dan sangat mengganggu warga sekitar, terutama waktu istirahat dan ibadah.
Seperti suara tiruan kicauan burung walet yang begitu keras ketelinga pada saat orang melaksanakan ibadah sholat Ashar di Mesjid Sei Nahodaris lingkungan sembilan Desa Sei Nahodaris Kecamatan Panai Tengah Kabupaten, Minggu, (18/08/2024) sekitar pukul 15.41 wib.
Pasalnya, jarak sarang burung walet gedung bertingkat tiga memakai alat pengeras suara kicauan burung walet ke tempat orang melaksanakan ibadah (Mesjid red) tersebut sekitar 50 meter diseberang jalan umum lingkungan Sembilan desa Sei Nahodaris.
Menurut warga disekitar lingkungan Sembilan desa Sei Nahodaris Kecamatan Panai Tengah kepada wartawan, usai melaksanakan sholat Ashar di Mesjid tersebut mengatakan, terkait suara cicuan burung walet itu berasal dari pengeras suara yang berada digedung bertingkat tiga tempat sarang burung walet dan suara cicuan itu setiap hari hidup hingga terdengar sampai kedalam Mesjid, pada saat orang melaksanakan ibadah sholat lima waktu sehari semalam.
“Nonstop 24 jam suara kicauan burung walet itu terdengar pak, baik kita sewaktu melaksanakan sholat beribadah ya terdengar jelas ditelinga kita didalam Mesjid “, ungkap Parlan bukan nama sebenar kepada wartawan, Minggu (18/08/2024)
Warga dilingkungan Sembilan menjelaskan, bahwa pemilik dua ruko bertingkat diseberang jalan yang berdekatan dengan rumah ibadah tersebut pemiliknya adalah Almarhum H Ramlan. “”Pemiliknya H Ramlan, sudah meninggal dunia. Tinggal keluarga yang menguasai burung walet tersebut “, ucap warga.
Menurut warga, suara alat pengeras cicauan burung walet itu, hanya pada saat dihari Jumat dimatikan sebentar. Habis itu hidup kembali. “Hari Jumat kan, orang pada ibdaha Sholat Jumat, ada Khutbahnya, disaat itulah mati suara cicauan burung itu, sehabis Jumat, hidup lagi 24 jam, ngk ada yang larang”, kata warga.
Miris, Camat Kecamatan Panai Tengah Arman, saat hendak dikonfirmasi tanggapan selaku Camat, malah terkesan menghindar dari wartawan dengan alasan mengantarkan cucunya. Padahal sebelumnya sudah ketemu dan janji ketemu dikantor Kecamatan Panai Tengsh. “”Pak Camat berpesan, pergi mengantar cucunya dekat nya di kota Labuhanbatu bilik itu “, kata ASN staf kantor Kecamatan Panai Tengah kepada wartawan.
Terpisah, Kepala desa Sei Nahodaris Kecamatan Panai Tengah Nuariadi, dikantornya kepada wartawan mengungkap terimakasih atas masukkannya. Namun, Nuariadi menyebutkan, bahwa terkait alat pengeras suara kicauan burung walet yang cukup keras itu, satu warganya pun tidak ada yang melapor kepada dirinya “Namun pak, warga saya tidak ada yang keberatan karena rata rata warga disini pencarian adalah sarang burung walet “, pungkas Nuriadi, Senin (19/08/2024).
Namun yang jadi pertanyaan apakah gedung bertingkat tiga dua unit tempat sarang burung walet tersebut mempunyai izin sarang burung walet, belum ada jawaban dan penjelasan dari instansi dinas terkait.
Berita : Mora Tanjung
Dilihat : 136