Mamecoin.id – Anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan, mengatakan, Medan punya kaya akan kuliner yang khas. Rasanya pun hanya ada dua yakni enak dan enak sekali. Namun jika salah dalam promosi, bisa tak laku sepi peminat.
Hal ini dikatakannya saat memberikan sambutan dan membuka acara Bimtek Keterampilan Public Speaking dalam Meningkatkan Produk Ekonomi Kreatif di Medan yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) di Hotel Santika Dyandra, Medan, Senin (19/8/2024).
“Promosi itu kuncinya di public speaking. Terutama dalam memperkenalkan suatu produk andalan, kuliner Medan misalnya,“ kata Politisi PDI Perjuangan itu.
Pertama kata Sofyan Tan, harus tau dulu siapa yang menjadi audiens atau pasar yang dijadikan target.
Jika Generasi Z maka jangan bicara tentang masa lalu dan bernuansa nostalgia, itu tidak menarik bagi Gen-Z. Harus langsung sebut tanpa basa-basi.
“Misal tadi saya bilang, eh kamu kalau ke Medan harus makan mi bangladesh. Orang penasaran apa hubungannya makanan bangladesh ada di Medan,” ujarnya.
Kedua, kuasai product knowledge dari yang ingin dipasarkan. Pastikan kita mengetahui persis bagaimana bentuknya, dimana tempatnya, mengurai citarasanya dengan narasi yang pas agar orang berminat untuk segera mencicipinya.
Ketiga, ketahui historinya mengapa disebut mi bangladesh. Jangan nanti orang berpikir itu makanan dari negara Bangladesh, atau karena yang jual orang Aceh dikira banyak orang Aceh keturunan Bangladesh.
“Banyakan nggak tau kalau asalnya itu dari orang yang bikin pertama namanya Lades, lalu dipanggil Bang Lades. Populer lah namanya mi Bang Lades,” ungkap Sofyan Tan disambut tawa peserta bimtek.
Terakhir lanjutnya, jangan bohong dan berlebihan dalam menyampaikan. Kejujuran penting dalam upaya meyakinkan orang lain. Itulah menurutnya yang disebut public speaking dalam memasarkan produk ekonomi kreatif.
Pada kesempatan yang sama, Inspektur II Inspektorat Kemenparekraf, Franc Orlando, mengatakan, ekonomi kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari sumber daya manusia (sdm) kreatif.
Pengembangan ekonomi kreatif sangat penting dilakukan mengingat Indonesia sedang mengalami bonus demografi dimana usia produktif mendominasi.
“Bonus demografi ini jika tidak dikelola dengan baik maka akan menjadi bencana demografi dan beban bangsa,” ujarnya.
Untuk itu Kemenparekraf berkolaborasi dengan Komisi X DPR RI menggelar beragam bimtek yang mendorong pelaku ekonomi kreatif utk lebih berkembang dan melahirkan banyak kreasi baru.
Dalam kesempatan itu Kemenparekraf memberi apresiasi pada Anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan yang kerap memberikan masukan dan teman berdiskusi yang baik bagi kemenparekraf dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Zumry Sulthony, yang turut hadir dalam kegiatan mengatakan, tingkat kunjungan wisatawan di Sumut terus meningkat dari bulan ke bulan dibanding tahun 2023.
Menurutnya hal ini sejalan dengan apa yang sudah dilakukan anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan dan Kemenparekraf yang terus-menerus tak henti-hentinya menggelar banyak event dan bimtek pariwisata ekonomi kreatif di 2024.
Zumry mengatakan bimtek public speaking yang digelar saat ini sangat bermanfaat dalam melahirkan calon-calon pelaku ekonomi kreatif yang cakap dan mumpuni. Karena, promosi wisata saat ini sudah berubah pola. Akan sangat efektif jika promosi wisata melibatkan influencer.
Setiap influencer punya style masing-masing dalam membangun public speaking ke followernya. Ada yang serius, ada yang konyol dan ada juga yang terus bercanda. Untuk itu dia berharap bimtek public speaking dapat melahirkan influencer yang cakap dalam promosi destinasi wisata dan produk ekonomi kreatif. (*)
(Medan)