Bawaslu Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), menggelar sosialisasi Pengawas Pemilu Partisipatif kepada Masyarakat, Penggiat Media dan Pemilih Pemula, pada penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024.
Demikian disampaikan Rommy Pasaribu, Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Sengketa Bawaslu Tapanuli Tengah, di aula Hasian Hotel, Jalan Fl Tobing Tobing, Kecamatan Pandan.
Menurutnya, sosialisasi ini bukan hanya memberikan pemahaman tentang pengawasan partisipatif, tetapi juga membuka ruang diskusi antara Bawaslu dan masyarakat, mengingat jumlah Pengawas di lapangan tidak sebanding dengan yang dikontrol.
“Jumlah penduduk setiap desa pada kecamatan berbeda-beda, sedangkan Bawaslu hanya memiliki pengawas satu orang saja di setiap desa dan kelurahan, sehingga diperlukan peran serta masyarakat untuk mengawasi,” katanya, Minggu (4/2/2024).
Peserta sosialisasi diberi materi terkait pengawasan termasuk ikut serta menyosialisasikan agar masyarakat menggunakan hak pilihnya pada pemilihan nanti.
“Kami berharap, peserta sosialisasi mendapatkan pengetahuan tentang pengawasan yang bisa dilakukan, kemudian menyampaikan kepada masyarakat agar bersama-sama melakukan pengawasan,” ucap Rommy.
Sementara itu, Silviana Sari selaku Sekjen SKPP/P2P yang juga sebagai narasumber, menyosialisasikan pentingnya bagi masyarakat mengetahui larangan dan hal-hal lainnya yang tidak boleh dilakukan dalam pelaksanaan Pemilu 2024 ini.
“Masyarakat yang terlibat dalam pengawasan hendaknya memahami larangan dalam penyelenggaraan pemilu dan turut mengawal setiap prosesnya, disamping menghindari hoax atau berita bohong,” ujarnya.
Mamecoin.id juga menghimbau peserta kegiatan tersebut, agar bekerjasama dengan Bawaslu untuk memberikan informasi dan laporan dugaan kecurangan hingga pelanggaran Pemilihan Umum, demi terciptanya Pemilu yang transparan, adil dan demokratis.
“Masyarakat memiliki peran strategis dalam mengawasi proses Pemilu, tidak hanya sebagai saksi, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam melindungi hak suara setiap warga. Partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu memiliki dampak yang sangat besar untuk memastikan proses Pemilu berjalan adil dan bersih,” ungkapnya.
Senada juga disampaikan Komisioner Bawaslu Tapteng periode 2018-2023, Safran Matondang yang juga sebagai narasumber menyebutkan, untuk menciptakan lingkungan pemilu yang inklusif diperlukan keterlibatan elemen masyarakat, termasuk kelompok budaya, sehingga Pemilu damai tercipta.
“Dengan memprioritaskan dialog, inklusivitas, kampanye yang bertanggung jawab dan edukasi politik yang merata, diharapkan pemilu dapat menjadi momentum positif untuk membangun fondasi demokrasi yang kuat dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Editor: Arman Junedy
T#g:Bawaslu Tapteng